Aksi Garansi jilid 2 “copot kepala BPPW sumut”


Medan, BNN – Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Rakyat Anti Diskriminasi (GARANSI) kembali melaksanakan aksi unjuk rasa jilid ke 2, di depan Mapolda Sumut dan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara, terkait dugaan korupsi pada proyek IPA Kapasitas 50 ltr/detik Jaringan Perpipaan  Spam IKK Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu.

Pantauan dilapangan, titik aksi pertama di depan Mapolda Sumut dengan membaww spanduk bertuliskan “Tangkap dan periksa Kepala BPPW Sumut Syafriel Tansier”.
Kemudian massa aksi beranjak mendatangi kantor Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara, dengan menyampaikan tuntutan.

1. Meminta dan mendesak Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk mengusut dugaan korupsi pada proyek pembangunan IPA KAP.50 L/ DET DAN JARINGAN PERPIPAAN SPAM IKK BILAH HILIR KAB LABUHANBATU. Yang dikerjakan oleh PT. Citra Prasasti Konsorindo, dengan nilai Rp. 60.066.026.000 (Enam Puluh Miliar Enam Puluh Enam Juta Dua Puluh Enam Ribu Rupiah) sesuai dengan nomor kontrak: HK.02.03/PPK-AM/WIL1-SU/13 bersumber dari ABPN T.A. 2021. Fakta dilapangan diduga mutu pekerjaan tidak sesuai dengan ilmu keteknikan terkesan asal jadi dan tidak tepat waktu dalam pengerjaan.

2. Meminta dan mendesak Polda Sumatera Utara untuk membentuk tim khusus turun kelapangan, melakukan audit, kami menyakini apa bila bapak melakukan pemeriksaan yang mendalam maka akan ditemukan kecurangan dan mark up dalam pengerjaan proyek IPA KAP.50 L/ DET DAN JARINGAN PERPIPAAN SPAM IKK BILAH HILIR KAB LABUHANBATU.

3. Meminta dan mendesak Polda Sumatera Utara untuk memanggil dan memeriksa seluruh instansi yang terlibat, terkhusus Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Syafriel Tansier, Satker, PPK, dan pemenang tender PT. Citra Prasasti Konsorindo, diduga kuat dari proses lelang sampai pengerjaan secara bersama-sama melakukan persekongkolan jahat demi untuk memperkaya diri sendiri maupun kelompok.

4. Meminta kepada Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Syafriel Tansier, untuk mundur dari jabatannya, dinilai tidak mampu menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan, dan diduga kuat proyek IPA di Labuhanbatu tersebut gagal dan hanya dijadikan sebagai ajang untuk memperkaya diri sendiri maupun kelompok, fakta dilapangan masih banyak lagi jaringan perpipaan yang belum dipasang di lingkungan Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten Labuhanbatu.

5. Meminta kepada Menteri PUPR Basuki Hadimulyono untuk mengevaluasi dan mencopot kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Utara Syafriel Tansier beserta Satuan kerja (Satker) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) diduga kuat secara bersama-sama dalam melakukan persekongkolan jahat pada proyek IPA KAP.50 L/ DET DAN JARINGAN PERPIPAAN SPAM IKK BILAH HILIR KAB LABUHANBATU terindikasi negera dirugikan Miliaran rupiah.

6. Usut tuntas kejanggalan proses lelang proyek IPA KAP.50 L/ DET DAN JARINGAN PERPIPAAN SPAM IKK BILAH HILIR KAB LABUHANBATU, diduga kuat yang dimenangkan adalah perusaan titipan disinyalir demi untuk memuluskan konspirasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang sistemik dan terencana.

7. Usut tuntas kejanggalan pemindahan lokasi proyek, dialihkan dari lahan hibah PT HSJ, kelokasi tanah masyarakat. Anehnya, pemilik tanah tidak menerima sepotong surat apapun sebagaimana proses jual beli tanah pada umumnya. Kami menduga kuat Pemkab tidak membuat dokumen kajian peruntukan atas tanah maupun kajian apperesial atas pembelian lahan yang mendadak untuk kegiatan proyek tersebut.

Ketua DPP Garansi sukri soleh sitorus janji akan aksi di gedung KPK dan Kejagung jika proyek ini tidak di usut sampai tuntas.

Setelah menyampaikan aspirasi dengan tertib, Massa aksi kemudia ditanggapi oleh perwakilan BPPW Sumut Bapak Haikal bagian penyelesaian sengketa informasi publik mengakui Bahwa pekerjaan tersebut sudah mencapai 92 persen, dan terkait tembok yang runtuh sudah di perbaiki
“Terimakasih kepada teman-teman Garansi yang telah mengkawal pembangunan yang kami lakukan. Bahwa pekerjaan IPA ini sudah berjalan 92 persen , terkait tembok yang runtuh sudah dilakukan, penyebabnya karena perbuatan eksternal disamping bangunan kita PT. Sawit di sebelah bangunan kita menggali parit, dengan identitas hujan yang tinggi.”
sempat terjadi adu mulut, massa aksi menganggap perwakilan BPPW tidak bisa menjelaskan. Kemudian massa aksi membubarkan diri dengan tertib. (BOB /BNN04)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *